Filosofi dan Hakikat
Dahulu kala hiduplah dua elemen yakni nya kopi dan teh, teh berkata, "aku menyesal kenapa dalam diriku harus ada gula, yang oleh karenanya banyak manusia yang menderita penyakit." Disisi lain kopi pun berkeluh, "kau masih beruntung wahai teh, sedangkan aku, dalam diriku haruslah tidak ada gula sehingganya banyak yang tidak menyukai aku, banyak yang menjelekan ku".
Begitupun engkau wahai kopi, tidak sedikit manusia yang mengagumi mu hingga menjadikanmu sebagai mata pencarian nya." Kemudian pria itu meminum apa yang ada di gelas tersebut tanpa mementingkan apa di dalamnya, entah itu teh ataupun kopi.Yang jelas tersa nikmat kala itu.
Begitulah filosopi kopi dan teh, dalam banyak kekurangannya, dalam banyak kelemahan yang dilontarkan orang kepada mereka, masih ada orang yang menganggap mereka sebagai estetika dalam hidupnya, masih ada orang yang berpikir baik teh maupun kopi adalah hal yang indah dan berguna.
Begitupun hakekat manusia, kita seringkali mengeluh akan kekurangan kita, dan kita lupa ada suatu kelebihan dan karakter dalam diri kita yang tidak dimiliki orang lain yang pastinya itu berguna bagi masyarakat, Hal inilah yang harus dicari, karena "orang yang hebat ialah orang yang tahu akan tahu-nya dan yang tahu akan ketidaktahu-nya." kita semua pasti ada kelebihan yang pastinya suatu saat akan dibutuhkan oleh alam ini, sayangnya kita belum tahu itu, maka carilah dan ketika telah dapat kebangkan itu menjadi sesuatu yang berguna.
Dari "filosofi" teh dan kopi kita belajar "hakekat" manusia yang sebenarnya.